Ending Sederhana
Sore itu, sebelum dia pamit pulang, kami duduk sebentar di teras. Angin berhembus pelan, membawa suasana yang tenang. Tidak ada kata-kata besar, hanya percakapan kecil tentang hari ini dan rencana esok.
Saat dia berdiri, dia menoleh sebentar lalu tersenyum. Senyum yang sederhana, tapi cukup untuk membuat hatiku merasa lega.
“Aku senang bisa ketemu lagi,” katanya singkat.
Aku hanya mengangguk, tapi dalam hati aku tahu—kalimat itu sudah lebih dari cukup. Karena di balik kesederhanaannya, ada kejujuran yang aku rindukan.
Dia melangkah pergi, dan aku masih duduk di sana dengan dada yang hangat. Untuk pertama kalinya setelah lama menunggu, aku tidak lagi merasa sendirian. Ada rasa baru yang tumbuh, rasa bahwa suatu hari nanti, entah bagaimana caranya, kami akan sama-sama bahagia.
Komentar
Posting Komentar