Saat Kita Bertemu Lagi..(part II)

Sejak malam itu, obrolan kami kembali perlahan. Tidak setiap jam, tidak juga setiap hari. Tapi ada. Ada sapaan, ada tawa kecil, ada rasa rindu yang akhirnya berani diucapkan.

Lalu suatu sore, dia mengirim pesan.


“Aku bisa ketemu kamu besok? Rasanya udah lama banget nggak lihat kamu langsung.”


Aku menatap layar lama sekali. Antara percaya dan tidak percaya. Tanganku gemetar saat mengetik balasan:


“Iya, aku juga kangen. Datanglah.”


Besoknya, aku duduk di bangku depan rumah. Jantungku berdegup kencang. Dan ketika mobilnya berhenti, aku merasa waktu seolah berhenti juga. Dia keluar dengan senyum yang sama seperti dulu. Senyum yang pernah membuatku jatuh.

Kami berbicara lama, tentang banyak hal yang dulu terlewat. Tentang rindu yang disimpan rapat-rapat, tentang diam yang ternyata sama-sama menyiksa. Ada tawa, ada hening, ada tatapan yang terasa lebih jujur dari kata-kata.

Di akhir pertemuan, dia berkata pelan, hampir seperti bisikan:


“Aku nggak janji semua akan mudah. Tapi aku tahu satu hal… aku nggak mau kehilangan kamu lagi.”


Air mataku jatuh tanpa bisa kutahan. Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aku merasa benar-benar pulang.

Malam itu aku tidur dengan hati penuh syukur. Mungkin jalan kami masih panjang, mungkin akan ada rintangan lagi. Tapi aku yakin, kami akhirnya sedang menuju ke arah yang sama—menuju bahagia yang sama-sama kami harapkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat terakhir dariku 🌻

Saat Love Itu Jadi Awal

🕊️Pengingat Hati