tetap kuat—untuk diriku sendiri

Malam itu aku menangis lagi. Tangis yang datang tanpa permisi, hanya karena sebuah kenangan kecil—mobil yang pernah aku lihat, parfum yang pernah ia pakai, pesan yang tak kunjung datang. Semua seakan sengaja muncul hanya untuk menguji hatiku.

Dulu, aku mungkin akan terus menunggu, terus mencari alasan, terus meyakinkan diriku bahwa dia hanya sibuk. Tapi sekarang aku tahu: tidak ada kabar, adalah sebuah kabar. Diam, adalah jawaban paling jelas.

Aku sadar, tidak ada yang salah dengan perasaanku. Aku tulus, aku berani berharap, dan aku pernah memberi ruang untuknya. Namun yang salah adalah saat aku terus membiarkan diriku tersiksa oleh seseorang yang bahkan tak mau berjuang sedikit pun untukku.

Maka aku memilih untuk kuat. Kuat bukan berarti aku tidak lagi menangis, tapi aku menangis sambil tetap melangkah. Kuat bukan berarti aku tidak kangen, tapi aku belajar merelakan.

Hari ini, aku berjanji pada diriku sendiri: aku tidak akan lagi mengejar seseorang yang bahkan tak pernah berusaha menggenggamku. Aku tidak akan lagi menunggu kabar dari pintu yang sudah tertutup rapat.

Karena aku percaya, aku pantas untuk dicintai dengan nyata, bukan hanya sekadar bayangan. Dan sampai hari itu tiba, aku akan tetap berjalan, tetap tersenyum, dan tetap kuat—untuk diriku sendiri.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat terakhir dariku 🌻

Saat Love Itu Jadi Awal

🕊️Pengingat Hati