Ketika Seseorang Pergi Tanpa Kepastian..
Pernah nggak sih, kamu diminta bersabar, diminta percaya, tapi tanpa pernah diberi kepastian? Aku pernah.
Dia bilang biar waktu yang jawab, padahal waktu cuma membuatku semakin sadar — bahwa yang menunggu belum tentu akan didatangi kembali.
Awalnya aku pikir dia hanya butuh waktu, ternyata dia hanya butuh jarak.
Awalnya aku kira diamnya berarti rindu, ternyata diamnya adalah cara halus untuk pergi.
Dan aku di sini, masih berusaha memahami sesuatu yang sudah tak lagi bisa dijelaskan.
Aku sudah mencoba sabar.
Aku sudah menunggu tanpa bertanya, sudah berusaha mengerti tanpa diminta. Tapi semakin aku memahami, semakin aku kehilangan diriku sendiri. Aku terlalu fokus mencari makna dari sikapnya, padahal yang hilang sebenarnya adalah hatiku sendiri — yang pelan-pelan hancur karena terus berharap.
Sekarang aku berhenti menebak.
Aku tak mau lagi memikirkan alasan kenapa dia berubah, kenapa dia tiba-tiba menjauh, kenapa dia tak lagi melihat atau menanggapi seperti dulu.
Mungkin karena sudah bukan aku lagi yang dia cari. Mungkin juga karena perasaannya memang sudah berhenti.
Aku belajar, bahwa tidak semua kehilangan harus diartikan sebagai hukuman. Kadang, itu adalah perlindungan dari Tuhan — agar kita tidak terus bertahan pada sesuatu yang diam-diam melukai.
Dan aku ingin percaya, bahwa suatu hari nanti aku akan berterima kasih pada hari ini… hari ketika aku akhirnya berani berhenti berharap pada seseorang yang tak ingin menetap.
Sekarang aku tak lagi ingin tahu kabarnya.
Tak lagi ingin memeriksa apakah dia melihat statusku, atau apakah dia masih peduli diam-diam.
Aku hanya ingin tenang.
Karena mungkin, ini memang saatnya aku berhenti menunggu seseorang yang sudah menemukan jalannya sendiri — tanpa aku di sana.
Komentar
Posting Komentar